Bismillahi wal Hamdulillah.
Assolatu wassalamu 'ala rosulillah
Musim hujan telah tiba, sebenarnya periode musim hujan kali ini telah berlangsung beberapa pekan lamanya, bahkan sudah mulai dari beberapa bulan yang lalu, tepatnya di bulan November 2021.
Namun demikian, ternyata masih banyak diantara kita yang belum siap saat terjadi fenomena alam yang lazim terjadi saat musim hujan. Apa saja yang perlu kita siapkan dalam menyambut fenomena-fenomena tersebut?
(Ustadz) Syaifullah, seperti dilansir oleh jatim.nu.or.id membagi menjadi dua ikhtiar (upaya/cara) yakni: Ikhtiar Batin dan Ikhtiar Lahir. Kedua cara ini wajib dilakukan agar hujan dan fenomena-fenomena alam yang menyertainya menjadi berkah bagi kita, bukannya musibah.
Sebagaimana diantaranya dalam Q.S. Al A'raf ayat 57
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Maknanya. "Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."
Dan Q.S Ar Ra'd ayat 12
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
Maknanya. "Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung."
Pertama, ikhtiar batin, yakni dengan keyakinan yang murni, bahwa setiap fenomena yang terjadi adalah kuasa Allah SWT. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ.
“Di antara hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir ter-hadap bintang-bintang. Sedang orang yang mengatakan: ‘Kami diberi hujan dengan bintang ini dan itu,’ maka itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.’”
Maka bagi seorang mukmin sejati, mereka akan menyandarkan nasibnya kepada Allah seraya memanjatkan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi SAW. Baik saat awan menutupi langit biru, sampai datangnya angin kencang, petir dan gemuruh suara Guntur yang memekik gendang telinga (Bisa dibaca dalam artikel lain yang disusun oleh KM. Muh. Rizal Sulaiman / https://pcipmmoncobalang.blogspot.com/2022/02/doa-doa-di-musim-hujan.html). Itulah yang disebut ikhtiar batin.
Kedua, ikhtiar lahir, langkah yang juga perlu kita ambil untuk mengantisipasi akibat buruk seperti membersihkan selokan, memperbaiki genting dan saluran air rumah, memperkokoh struktur bangunan dan atap rumah, meminimalisir aktifitas diluar yang tidak terlalu penting kecuali hujan-hujan (disaat hujan tidak disertai angin dan petir) yang cenderung dianjurkan oleh nabi SAW.
Semoga musim hujan dan fenomena fenomena yang menyertainya senantiasa membawa Rahmat bagi kita semua, dan kita dijaga oleh Allah dari musibah yang mungkin terjadi.
Allahu a'lam
Komentar
Posting Komentar